Profesor Rizal Damanik: Makan Bergizi Gratis Rendahkan Tingkat Anemia Siswa

Jakarta (ANTARA) – Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Rizal Martua Damanik menyatakan bahwa makan bergizi gratis dapat menurunkan prevalensi anemia atau kekurangan sel darah merah pada siswa.

Hal tersebut disampaikan Rizal saat dihubungi di Jakarta, Minggu, merespons pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya saat dilantik Minggu (20/10/2024) kemarin tentang banyaknya siswa yang melewatkan sarapan sebelum sekolah.

“Kami pernah riset di salah satu sekolah di Kabupaten Bogor, anak-anak itu memang sebagian besar tidak sempat sarapan, sehingga pada saat mengikuti upacara bendera banyak yang pingsan, kemudian dari pengukuran hemoglobin, kandungan zat besi dalam darahnya, itu banyak yang mengalami anemia, sehingga pernyataan Pak Prabowo itu betul, dan makan bergizi gratis menjadi solusi yang bagus,” ungkapnya.

Prof. Rizal Damanik, yang merupakan alumni Monash University, memaparkan, salah satu alasan anak-anak sekolah tidak bisa sarapan di lokus studi SD Negeri Palasari 2 Cijeruk, Kabupaten Bogor itu yakni karena faktor ekonomi. Selain itu, terdapat faktor keterbatasan waktu, yakni orang tua yang kurang memiliki waktu untuk menyiapkan sarapan.

“Dari hasil studi selama tiga tahun berturut-turut di Kabupaten Bogor itu, banyak sekali anak yang tidak sarapan itu lebih banyak alasannya karena ketidakmampuan ekonomi, kebanyakan ibunya bekerja sebagai buruh tani atau pembantu rumah tangga, bapaknya juga sebagai buruh, sehingga tidak bisa menyiapkan makanan untuk sarapan,”
Prof. drh. M. Rizal M. Damanik, MRep.Sc., Ph.D
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, IPB

Rizal yang memiliki kepakaran nutrasetikal ini menceritakan, di tahun kedua, tim yang ia ajak melakukan riset tersebut melakukan intervensi kantin sekolah bergizi dan sehat.

“Di kantin sekolah itu kita melatih orang tua murid untuk menyiapkan makanan yang disediakan untuk para siswa, jadi makanan-makanan ini yang biasanya disediakan oleh pedagang di sekolah, tetapi bedanya, yang disediakan di kantin sekolah ini lebih berkualitas, misal ada yang jual pisang goreng, kita buat juga pisang goreng, tetapi dari bahan-bahan sehat dan alat-alat yang bersih,” ujarnya.

Selain itu, sebutnya, tim juga melakukan edukasi kepada para pedagang makanan, antara lain mengenai kebersihan alas untuk berjualan.

“Biasanya alas gorengan itu kan dari kertas koran, atau kertas bekas yang digunakan untuk membungkus dan lain-lain, nah jadi di sini aspek-aspek kebersihan si penjaja makanan juga kita latih, kantin sekolah ini karena sifatnya subsidi, jadi anak-anak itu setiap hari hanya mengonsumsi makanan yang ada di kantin sekolah,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, riset itu menunjukkan hasil yang signifikan: jumlah siswa yang jatuh pingsan saat upacara menurun drastic; sementara kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb)-nya kian meningkat.

“Dan bahwa dengan adanya program makan bergizi ini, ini akan sangat bermakna dan membantu, karena kan pedagang-pedagang lokal juga bisa berdaya, peningkatan penggunaan bahan pangan lokal ini juga menjadi penting untuk makan bergizi gratis ini,” tutupnya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Tohamaksun(ANTARA)/Aditya Himarwan (Versi Departemen Gizi Masyarakat)
Copyright © ANTARA 2024


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *