Prof Clara: Mari Menuju Keluarga Mandiri Pangan
Prof Clara: Mari Menuju Keluarga Mandiri Pangan
Prof Clara, Guru Besar Ilmu Gizi Departemen Gizi Masyarakat IPB mengajak masyarakat menuju Keluarga Mandiri Pangan. Sebanyak lebih dari 200 bibit unggul pisang Cavendish dibagikan dan ditanam di lebih dari 5 desa di daerah kabupaten Bogor, diantaranya Desa Kampung Sawah, Rabak, Cidokom, Gobang, Babakan dan beberapa desa lainnya. Prof Clara sangat berharap ke depannya desa-desa tersebut akan menjadi Desa Mandiri Pangan.
Bibit pisang ini diberikan ke Sekolah/MI dan keluarga yang memiliki anak dan lansia. Beliau berharap bibit pisang bisa dirawat dan hasilnya bisa dijual menjadi modal untuk bisa terus menyekolahkan anaknya, dan para lansia bisa mengisi waktu dengan merawat tanamannya.
Beliau juga membagikan bibit tersebut kepada warga FEMA dengan harapan bisa bersama menuju Ketahanan Pangan Keluarga dengan memanfaatkan pekarangan dimulai dengan menanam pisang Cavendish diikuti tanaman lainnya.
Pembagian pisang Cavendish ini mengandung pesan pemberdayaan masyarakat, kebersamaan dan kemandirian. Prof Clara berharap masyarakat mau mulai menanam dan mencintai tanaman menuju Ketahanan Pangan Keluarga dan membantu keberhasilan Gerakan Komunitas Pangan dan Komunitas Pekarangan Indonesia (KPKP-ID).
Prof Clara juga meneruskan pesan moril dari Prof Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin dan Mantan Ketua BKKbN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang kini menjadi ketua PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia) dan Yayasan Damandiri. Prof Haryono berharap semoga pisang Cavendish menjadi pemicu untuk menambah terus koleksi tanaman laian di halaman rumah Bapak dan Ibu sebagai Kebun Bergizi Keluarga.
Prof Clara yang sangat aktif dalam bidang pengabdian masyarakat ini memiliki harapan dan mimpi besar agar semakin banyak keluarga Indonesia yang mau mengoptimalkan kebun dan pekarangannya menjadi kebun Pangan dan Pekarangan bergizi. Mari menuju Riil Ketahanan Pangan, Mari menjadi Keluarga Mandiri, bukan lagi keluarga binaan, demikian Prof Clara menyampaikan pesannya. (Eny Palupi)