JAKARTA, Antara – Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ali Khomsan MS, memperkirakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis yang kini dalam tahap uji coba akan mampu menurunkan angka stunting dan meningkatkan gizi anak-anak di Indonesia.
“Ini nanti bisa diukur dampak jangka panjangnya, misalnya untuk anak-anak usia balita mungkin akan terjadi dampak positif penurunan stunting, pada anak-anak usia sekolah akan terjadi penurunan ketidakhadiran di kelas yang berdampak pada performa akademik,” kata Ali kepada Antara, Selasa (5/11).
Ali menyatakan bahwa peningkatan gizi dapat terjadi jika konsumsi makanan yang diterima berkualitas baik, cukup, dan diberikan secara berkelanjutan. Program ini dirancang oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dengan rencana peluncuran pada tahun 2025 sebagai bagian dari agenda prioritas.
Program tersebut menargetkan anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, dengan anggaran sekitar Rp71 triliun yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Tujuan utama dari program ini adalah menyediakan makanan bergizi secara gratis, mengurangi angka kekurangan gizi, meningkatkan kesehatan, dan membangun fondasi kecerdasan generasi muda sejak dini melalui asupan makanan bergizi.
“Kita tahu bahwa Program Makan Bergizi Gratis ini akan diberikan sepanjang tahun, mungkin seminggu lima hari sesuai jam belajar. Dengan program yang kontinu ini, diharapkan menjadi upaya perbaikan gizi masyarakat,”
Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS.
Guru Besar IPB Bidang Gizi Masyarakat
“Resep atau menu yang disajikan dalam program ini tidak lepas dari pemahaman kita (ahli gizi) tentang konsumsi aneka ragam makanan yang dicerminkan oleh adanya nasi, sayur, lauk pauk, buah, dan susu,” ungkap Ali, menjelaskan bahwa menu makanan program telah sesuai standar kesehatan.
Program Makan Bergizi Gratis akan menyasar 82,9 juta jiwa. Badan Gizi Nasional juga menetapkan bahwa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan koperasi akan menjadi pemasok bahan pangan untuk program ini. Selain itu, satuan pelayanan gizi (SP) akan dibentuk dan tersebar di seluruh desa dan kelurahan, dengan skala layanan satu SP untuk tiga ribu jiwa. Layanan ini mencakup anak PAUD hingga SMA, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Dan itu (menu makanan) bersifat standar, sesuai dengan porsi kebutuhan gizi anak-anak usia sekolah dari SD sampai SMA,” jelas Ali.
Menu makanan dalam program tersebut akan disesuaikan dengan wilayah masing-masing untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi tidak tersisa maupun terbuang.
“Mudah-mudahan program ini terus berlangsung dengan besaran anggaran yang cukup dan dijamin keberlangsungannya, sehingga benar-benar bermanfaat bagi peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia,” tutup Ali.
Redaktur Antara: Ilham Sudrajat
Penulis: Antara
Redaktur Web Gizi: AHN
Leave a Reply