MiFoSQO – Milk goodness & Food Safety Quiz via Online

#IPBSDG4 #IPBSDG9

#SciencePolicyInterface

Sebagai bagian dari perayaan Hari Susu Nusantara 2020, PERGIZI PANGAN Indonesia bekerja sama dengan linisehat, Departemen Gizi Masyarakat IPB University, ISAGI dan Frisian Flag Indonesia mengadakan Milk goodnes & Food Safety Quiz (MiFoSQo)
Kuis ini GRATIS tanpa dipungut biaya dengan total hadiah senilai Rp 3.000.000
Ayo kapan lagi bisa ikutan kuis begini,…
Mumpung masih bisa ikutan, jangan sampe kelewat, siapa tahu kalian yang beruntung menjadi pemenangnya (^_^) Untuk mengikuti kuisnya, silahkan melalui link berikut: bit.ly/HSN2020

Sekali lagi, ayo ikuti kuis nya, jangan lupa ajak juga keluarga dan teman-temanmu untuk ikutan!

 

Ketahanan Pangan dan Gizi di Tengah Covid-19

#IPBSDG2  #IPBSDG3

#Research&Innovation  #CommunityEngagement

Dengan adanya wabah COVID-19, keluhan utama masyarakat ialah bagaimana menyambung hidup sehari-hari untuk keperluan pemenuhan pangan. Bagi pekerja harian, kondisi kehidupan saat ini ibarat kiamat kecil yang membuat ekonomi keluarga hancur. Pemerintah kini sedang sibuk untuk meluncurkan berbagai bantuan untuk keluarga-keluarga terdampak covid-19. Derap ekonomi masyarakat yang mandek di berbagai sektor telah mengakibatkan penderitaan tiada terperi. Orang miskin harus tetap mendapat garansi untuk mengakses berbagai pelayanan yang menjadi haknya, terutama akses terhadap pangan. Covid-19 baru disadari keberadaannya di Indonesia pada awal Maret 2020. Belum ada survei sosial ekonomi untuk menghitung jumlah orang miskin baru. Data sebelumnya menyebutkan jumlah orang miskin sekitar 25 juta orang. Kini orang-orang yang dulu masuk kategori nyaris atau rentan miskin sudah berjatuhan ke kelompok miskin. Ketika industri terhenti, pemutusan hubungan kerja bagi pegawai harian sungguh tidak terelakkan.

Demikian pula pengurangan jam kerja yang tentunya berdampak pada take home pay yang dibawa pulang ke rumah sebagai penghasilan keluarga. Indonesia dan banyak negara lain merasakan bencana hebat akibat covid- 19. Rakyat dituntut kesabarannya untuk menghadapi situasi sulit saat ini. Pemerintah sedang berjuang keras untuk mengatasi problem kesehatan masyarakat, problem ekonomi, sosial, dan pangan masyarakat.

Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan keluarga menyangkut tiga hal penting, yaitu ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan. Aspek ketersediaan pangan tergantung pada sumber daya alam, fisik, dan manusia. Di tengah wabah covid-19, ketersediaan juga terkendala oleh terbatasnya pilihan pangan di pasaran, berkurangnya tukang sayur keliling, dan banyaknya warung penjual makanan kaki lima yang tutup. Sementara itu, akses pangan hanya dapat terjadi apabila rumah tangga mempunyai penghasilan yang cukup. Covid-19 yang menyebabkan penghasilan masyarakat merosot drastis tentu menyebabkan gangguan akses pangan. Berbagai bantuan pemerintah semisal program pembagian sembako ataupun Program Keluarga Harapan (PKH) untuk sementara dapat menjadi penolong untuk mengatasi situasi kurang pangan yang mungkin terjadi di tingkat keluarga. Selanjutnya, setelah akses pangan ialah konsumsi pangan yang akan sangat menentukan apakah seluruh anggota keluarga nantinya bisa mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kondisi ketahanan pangan keluarga yang rapuh memunculkan kekhawatiran lanjutan yaitu memburuknya status gizi masyarakat.

Sumber : fema.ipb.ac.id

 

Pengembangan Kemitraan Program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Mendukung Pencegahan Stunting Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi

#IPBSDG2  #IPBSDG17

#Research&Innovation  #Partnership_Goverment

Kejadian stunting di Indonesia hingga saat ini masih berada di atas rata-rata kejadian stunting di dunia. Penanganan stunting merupakan agenda prioritas nasional. Langkah-langkah penanganan stunting yang dilakukan diantaranya adalah kerja sama triple helix antara perguruan tinggi, pemerintah dan industri melalui skema kegiatan corporate social responsibility dari industri.

Tim pelaksana kegiatan ‘Pengembangan Kemitraan Program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Mendukung Pencegahan Stunting Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi’ diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, M.Si dan dilaksanakan pada bulan Mei hingga November 2019. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB dengan Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia. Mitra industri yang berpartisipasi dalam kegiatan adalah PT Unilever Indonesia. Kegiatan dilaksanakan secara serentak di Kabupatan Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah sebagai daerah lokus stunting.

Pengembangan kemitraan dimulai dengan identifikasi dan koordinasi antara tim pelaksana kegiatan dan Kementerian Kesehatan dengan perusahaan yang memiliki program CSR potensial yang berada di daerah lokus stunting. Kegiatan dilanjutkan dengan penguatan komitmen dan perencanaan kegiatan terkait program CSR di masing-masing daerah lokus stunting.

Materi yang disampaikan termasuk topik terkait stunting, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), budidaya dan pemanfaatan daun kelor, serta gizi seimbang dan isi piringku. Pelaksanaan model kerjasama juga termasuk pengembangan media edukasi berupa flip-chart dan video edukasi dari PT Unilever Indonesia yang telah ditinjau bersama dengan tim IPB dan Kementerian Kesehatan.

Kegiatan TOT di Kabupaten Lombok Utara dihadiri oleh 44 orang TPG, bidan desa, pengurus PKK, serta gugus PAUD kecamatan, 88 orang kader dan tokoh masyarakat, serta 120 ibu balita peserta posyandu dari dua desa. Adapun kegiatan di Kabupaten Barito Timur dihadiri 20 orang TPG, bidan desa, serta pengurus PKK, 15 kader dan tokoh masyarakat, serta 40 ibu balita dari dua desa terpilih.

Summer Course 2019 Departemen Gizi Masyarakat

#IPBSDG3

#CommunityEngagement

Kegiatan Summer Course yang diselenggarakan oleh Departemen Gizi Masyarakat pada tahun 2019 mengusung tema “Maternal and Child Nutrition Program in Indonesia: The First 1000 Days of Life” dan diselenggarakan pada 19-23 Agustus 2019. Peserta Summer Course kali ini diikuti oleh 25 mahasiswa asing dari Universiti Putra Malaysia, Universiti Kebangsaan Malaysia, Universiti Malaysia Terengganu, University of Niigata Prefecture Japan, dan Chulalongkorn University; serta 6 orang mahasiswa IPB.

Gambar 1  Pembukaan dan sambutan dari Dekan FEMA

Kegiatan Summer Course dibuka pada tanggal 19 Agustus 2019 oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc. Summer course diisi dengan sesi perkuliahan interaktif dengan narasumber mumpuni di bidangnya serta sesi praktikum yang terdiri dari kunjungan lapangan ke puskesmas, posyandu, industri makanan (Nestle Gallery), dan LSM (AgriSocio). Selain itu, peserta juga diajak untuk memasak makanan pendamping ASI berupa biskuit dari tepung ikan lele, sebagai salah satu  sesi praktikum yang memperkenalkan intervensi gizi untuk mencegah stunting pada anak balita. Adapun narasumber asing yang berpartisipasi dalam kegiatan ini diantaranya adalah Prof. Norimah A Karim dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Dr. Tipayanate Ariyapitipun dari Chulalongkorn Unversity, Dr. Leila S Africa dari University of the Philippines Los Banos, dan Prof. Asami Ota dari University of Niigata Prefecture Japan.

 

Gambar 2  Kunjungan ke Agriananda

 

Peserta Summer Course juga turut serta dalam Poster Competition dengan Tema “How to Improve Maternal and Child Nutrition in Indonesia: The First 1000 Days of Life”. Peserta Summer Course yang berhasil memperoleh penghargaan dalam kompetisi tersebut adalah Cut Ulfah Nihayati Soleha dan Syaifuzah binti Sapian dari Universiti Kebangsaan Malaysia sebagai Second Winner serta Nurul Humairah binti Mohd Foad and Khoi Zi Yee dari Universiti Putra Malaysia sebagai Third Winner.

Nutrition Fair 2019

Festival Pangan dan Gizi Nusantara dengan beberapa rangkaian acara antara lain aktivitas fisik, lomba masak, lomba pembuatan infografis dan video bidang gizi dan kesehatan tingkat nasional, lomba debat nasional serta diakhiri dengan acara puncak yakni seminar nasional dan penggalangan dana. Rangkaian kegiatan ini akan diselenggarakan mulai dari bulan Juli sampai September dan berpusat di tempat-tempat strategis yakni Gedung Graha Widya Wisuda, Gladiator IPB, Jl. Jendral Sudirman Bogor, dan Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB.

Tujuan Kegiatan :

1. Meningkatkan kesadaran dan memberikan pemahaman terkait penerapan gaya hidup sehat berdasarkan pedoman gizi seimbang dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat dan sejahtera;

2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat melalui pengaturan diet dan aktivitas fisik;

3. Meningkatkan kepedulian masyarakat luas akan pentingnya aplikasi gizi seimbang melalui berbagai figur teladan salah satunya para pelajar;

4. Meningkatkan kreativitas masyarakat dalam menciptakan media persuasif terkait gizi dan menciptakan menu sarapan sehat bergizi seimbang berbasis pangan lokal.

 

==========================================================================================

NUTRITION FAIR 2019

The Archipelago Food and Nutrition Festival with a series of events including physical activities, cooking competitions, infographic and video making competitions in the field of nutrition and health at the national level, national debate competitions and ending with the top event which is a national seminar and fundraising. The series of activities will be held from July to September and will be centered in strategic places namely Graha Widya Wisuda Building, IPB Gladiator, Jl. Jendral Sudirman Bogor, and the Department of Community Nutrition, Faculty of Human Ecology, IPB. Held on 18 August 2019, 8 September 2019, 22 September 2019, 12 October 2019, with the aim of 1. Increasing awareness and providing understanding related to the application of a healthy lifestyle based on balanced nutrition guidelines to create a healthy and prosperous society; 2. Increase public awareness and participation to adopt a healthy lifestyle through regulating diet and physical activity; 3. Increasing public awareness of the importance of the application of balanced nutrition through various exemplary figures one of the students; 4. Enhancing community creativity in creating persuasive media related to nutrition and creating a healthy nutritious balanced breakfast menu based on local food.

Nutri Action

Nutri Action merupakan program pelatihan dan praktik lapang terkait gizi di bawah naungan HIMAGIZI IPB dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengabdian kepada masyarakat. Nutri Action melakukan program-program untuk membantu mengatasi masalah gizi baik di lingkungan sekolah dasar maupun masyarakat dalam bentuk pemberian materi melalui berbagai media maupun praktik secara langsung.

Tujuan :

Meningkatkan pengetahuan,kesadaran dan kepedulian terhadap pentinganya gizi dan kesehatan masyarakat desa, khususnya peserta serta meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah seputar gizi dan kesehatan.

Evaluasi Kebijakan dan Program Lanjut Usia di Kabupaten/Kota

#IPBSDG3  #IPBSDG17

#CommunityEngagement  #Partnership_Private

Populasi lansia di Indonesia yang terus meningkat diiringi dengan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan lansia serta mewujudkan lansia sehat, mandiri, aktif, dan produktif (SMART) sebagai agen kesehatan keluarga dan masyarakat.

Pada tahun 2019 lalu, Departemen Gizi Masyarakat FEMA-IPB bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan melakukan kegiatan kaji tindak Evaluasi Kebijakan dan Program Lanjut Usia di Kabupaten/Kota dalam Upaya Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia di Indonesia. Kegiatan ini diketuai oleh Prof. Dr. drh Clara Meliyanti Kusharto, MSc dan dilaksanakan di lima kabupaten/kota di Indonesia yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Banyuwangi, Kota Padang, Kota Tomohon dan Kabupaten Wajo.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif, dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat melalui peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi lansia di fasilitas pelayanan Kesehatan primer dan rujukan serta pemberdayaan potensi lansia.

Kegiatan yang dilaksanakan di lima kabupaten/kota merupakan kegiatan focus group discussion untuk mengkaji keberadaan posyandu lansia lansia. Hasil kajian tersebut kemudian dikembangkan untuk membuat model posyandu lansia terintegrasi untuk meningkatkan potensi lansia sebagai agen kesehatan keluarga dan masyarakat.

Model posyandu lansia terintegrasi yang dikembangkan adalah “Sekolah Komunitas Lansia”, sebuah wadah pengembangan potensi lansia berupa pelatihan dan penyuluhan di bidang Kesehatan yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan posyandu lansia. Sekolah Komunitas Lansia pertama kali didirikan di Posyandu Lansia Melati Bahagia di Desa Tegal Kecamatan Jampang Kabupaten Bogor.

Sekolah Komunitas Lansia dilaksanakan sebanyak enam kali dengan materi yaitu Gizi Keluarga dan Pencegahan Stunting, Pembuatan Boga Lansia dan Balita dengan Tepung Ikan Lele, Budidaya dan Pemanfaatan Toga, Bina Keluarga Lansia, serta Motivasi Lansia SMART. Pemateri dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan berasal dari lintas sektor diantaranya adalah Tim Peneliti IPB, Puskesmas Jampang, DP3AP2KB Kabupaten Bogor, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, Yayasan Indonesia Ramah Lansia, serta lansia sukses dari posyandu lain. Kegiatan Sekolah Komunitas Lansia diakhiri dengan wisuda bagi para lansia yang telah menyelesaikan rangkaian pelatihan dan penyuluhan untuk menjadi agen kesehatan keluarga dan masyarakat.

2018 : Sosialisasi dan Pelatihan Gizi untuk Tumbuh Kembang Anak “Program Kampung Anak Sejahtera”

FOI Bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) memiliki misi untuk memulai program peningkatan gizi anak-anak, ibu hamil dan menyusui dalam program “Kampung Anak Sejahtera” yang akan dilaksanakan di Desa Cibatok Dua, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Program yang akan diinisiasi yaitu Program SADARI (Sayap Dari Ibu) berupa kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta edukasi mengenai kesehatan, gizi, dan pola asuh anak. Untuk meningkatkan pengetahuan kader dan relawan FOI terkait pentingnya gizi pada 1000 HPK.

Link Berita

 

Training on Trainers (TOT) Pendidikan Gizi Guru Sekolah Dasar

Departemen Gizi Masyarakat bekerjasama dengan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia dan South East Asia Public Health Network (SEA-PHN) telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan materi pendidikan gizi bagi guru Sekolah Dasar (SD). Pelatihan yang telah diselenggarakan pada hari Rabu dan Kamis (1 – 2 Agustus 2018) ini merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat dosen Departemen Gizi Masyarakat, FEMA – IPB dan merupakan bagian dari kegiatan yang dilakukan secara serentak di beberapa Negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam). Sebagai tahap awal, peserta kegiatan ini adalah Kepala Sekolah dan guru kelas 4 SDN Gunung Batu 1 dan SDN Gunung Batu 2.

Secara garis besar, kegiatan TOT ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan Program Gizi Anak Sekolah untuk Mewujudkan Anak Sehat dan Aktif yang dalam skala ASEAN diberi nama “Good Nutrition, Key to Healthy Children (GNKHC)”. Materi pendidikan gizi yang disampaikan dalam TOT ini meliputi: Pola Makan Sehat, dari Tumpeng ke Piring; Hidup Aktif, Hidup Sehat; Serealia dan Umbi-Umbian untuk Badan Sehat dan Energik; Sayur dan Buah untuk Kesehatan; Protein membuatmu Tumbuh Lebih Tinggi; Batasi Gula, Garam dan Minyak agar Lebih Sehat; Pilih jajanan Aman dan Bergizi; Baca Label untuk Memilih Makanan Sehat; dan Review, Ringkasan Materi Gizi Anak Sekolah untuk Sehat dan Cerdas. Setelah TOT selesai dilaksanakan, maka tahap berikut nya adalah implementasi materi TOT oleh para guru SD kepada siswa didiknya sehingga tujuan besar program, yaitu mewujudkan anak yang sehat dan aktif akan dapat tercapai.

sumber : Muhammad Aries SP., M.Si

 

 

 

 

Program Warung Anak Sehat Dorong Peningkatan Gizi Anak

Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Dr Ir Sri Anna Marliyati MS, bersama WAS Project Manager Sarihusada Talitha Andini Prameswari, penjual kantin di SDN Nogopuro Sleman, Nurianti Rahayu, dan Warung Anak Sehat Project Manager dari CARE Internasional Indonesia Handayani Sagala.

Anak di usia sekolah memiliki banyak aktivitas di luar rumah sehingga mendorong perilaku membeli makanan atau jajanan baik di dalam maupun sekitar sekolah. Namun, kebutuhan membeli makanan atau jajanan ini tidak selalu dibarengi dengan ketersediaan makanan atau jajanan yang bersih dan sehat. Hal ini, menjadi salah satu pemicu anak mengalami permasalahan gizi yang serius.

Project Manager Warung Anak Sehat (WAS) Sarihusada, Talitha Andini Prameswari, mengatakan, Program Warung Anak Sehat (WAS) yang telah berjalan di tahun kedua, bertujuan untuk mewujudkan sekolah dengan kantin sehat melalui pendampingan dan penyediaan material edukasi.

“Program WAS memiliki target untuk memperbaiki kebiasaan anak sekolah dalam mengonsumsi jajanan bersih dan sehat di lingkungan sekolah. Kami melihat bila anak memiliki status gizi yang baik, maka anak dapat mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, dan sosial-emosional, secara optimal,” kata Talitha, dalam siaran persnya, Senin (30/10).

Program WAS, lanjut dia, telah menjangkau 350 Sekolah Dasar (SD) di empat kota di Indonesia yaitu Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Ambon. “Dalam menjangkau sekolah-sekolah tersebut, WAS mendapatkan rekomendasi dari pemerintah, sehingga program ini dapat bersinergi dengan program pemerintah dan berjalan tepat sasaran,” tambah Talitha.

Sementara itu, Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB), Dr Ir Sri Anna Marliyati MS, mengatakan, selain mengedukasi dan melatih para IWAS, orang tua dan guru juga diberikan informasi penting untuk dapat membentuk perilaku konsumsi atau jajan anak dengan sehat.

“Penting bagi orang tua maupun sekolah untuk dapat menyediakan akses terhadap makanan atau minuman yang sehat pada anak, karena pada usia tersebut anak sudah mulai memilih-milih makanan, juga adanya pengaruh teman dan lingkungan sekitar, serta masih minimnya kantin sekolah,” katanya.

Selain itu, lanjut Dr Sri, fakta menunjukkan bahwa 40 persen anak masih belum membiasakan sarapan, semakin mendorong anak untuk jajan di sekolah. “Kondisi tersebut perlu diatasi melalui upaya dari seluruh masyarakat sekolah untuk memperbaiki pola makan termasuk jajan yang sehat, aman, dan bergizi,” jelasnya.

Program WAS telah berhasil menjangkau 232 guru, 350 IWAS, 27,861 siswa, dan 6,122 orang tua murid yang tersebar di 350 sekolah binaan. Pada tahun ini kepala sekolah dan instansi terkait juga turut terlibat dalam mencanangkan kebijakan sekolah sehat melalui lokakarya di Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Ambon yang diprakarsai oleh Sarihusada.

Sumber: BeritaSatu.com